PENGERTIAN (DEFINISI) BAHASA ARAB
Bahasa adalah alat berbicara, digunakan manusia untuk mengekspresikan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya berdasarkan jenis penggunaanya bahasa yakni : sebagai isyarat, sebagai informasi, berdesis, berbisik, bahasa perilaku, dan ekpresi seni. Bahasa "لغة" berasal dari bab ("دعا – وسعى – ورضي") dan "لغة" dibuang waunya, "دعا"dibuang alif, " سعى – رضي " dibuang ya’, dan diganti dengan ta’ ta’nits.
Bahasa adalah satu hal yang sangat penting dalam sebuah kehidupan manusia. Sebab, dengan bahasa itulah, manusia bisa berkomunikasi dan menyampaikan semua gagasan dan isi pikirannya. Bahasa adalah sarana interaktif berkomunikasi. Bahwa harimurti mengatakan bahwa bahasa adalah bersifat arbriter yang dipergunakan suatu masyarakat untuk bekerja sam, berinteraksi dan mengidentifikasi diri. “Bahasa” dalam bahasa Indonesia, sama dengan istilah “taal” dalam bahasa Belanda, “language” dalam bahasa Inggris, “langue” dalam bahasa Prancis, “sprach” dalam bahasa Jerman, “kokugo” dalam bahasa Jepang, “bhasa” dalam bahasa Sansekerta dan “لغة” dalam bahasa Arab.
Dalam bahasa Arab , kata “لغة” berawal dari bentuk “لغا” yang artinya berbicara. Sedangkan menurut Kamus al-Wasith adalah suatu lambang suara yang digunakan oleh kaumm untuk mengungkapkan maksud tujuan mereka (pikiran, perasaan yang terlintas di hati mereka).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah Sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenang-wenagn dang kontroversional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Dari pengertian diatas dapat kita pahami bahwa bahasa adalah suatau alat yang tersusun atau terdiri atasa bunyi atau lambang-lambang yang digunakan untuk berinteraksi dalam berhubungan secara lisan maupun tulisan. Walaupun demikian , makna bahasa tetaplah berbagai bentuk definisinya tergantung pada perspektif pemaknaannya.
Bahasa secara komunikatif berarti cara menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi-fungsi komunikasi bahasa agar mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Bagi seorang penutur atau penulis agar dapat berkomunikasi dengan baik perlu “meng-encode” (mengemas, mengepak, mewadahi) gagasan menggunakan bahasa. Ketika mengemas gagasan, seseorang harus memperhatikan beberapa hal (Hymes, 1989), yaitu :
Bahasa adalah satu hal yang sangat penting dalam sebuah kehidupan manusia. Sebab, dengan bahasa itulah, manusia bisa berkomunikasi dan menyampaikan semua gagasan dan isi pikirannya. Bahasa adalah sarana interaktif berkomunikasi. Bahwa harimurti mengatakan bahwa bahasa adalah bersifat arbriter yang dipergunakan suatu masyarakat untuk bekerja sam, berinteraksi dan mengidentifikasi diri. “Bahasa” dalam bahasa Indonesia, sama dengan istilah “taal” dalam bahasa Belanda, “language” dalam bahasa Inggris, “langue” dalam bahasa Prancis, “sprach” dalam bahasa Jerman, “kokugo” dalam bahasa Jepang, “bhasa” dalam bahasa Sansekerta dan “لغة” dalam bahasa Arab.
Dalam bahasa Arab , kata “لغة” berawal dari bentuk “لغا” yang artinya berbicara. Sedangkan menurut Kamus al-Wasith adalah suatu lambang suara yang digunakan oleh kaumm untuk mengungkapkan maksud tujuan mereka (pikiran, perasaan yang terlintas di hati mereka).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah Sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenang-wenagn dang kontroversional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Dari pengertian diatas dapat kita pahami bahwa bahasa adalah suatau alat yang tersusun atau terdiri atasa bunyi atau lambang-lambang yang digunakan untuk berinteraksi dalam berhubungan secara lisan maupun tulisan. Walaupun demikian , makna bahasa tetaplah berbagai bentuk definisinya tergantung pada perspektif pemaknaannya.
Bahasa secara komunikatif berarti cara menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi-fungsi komunikasi bahasa agar mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Bagi seorang penutur atau penulis agar dapat berkomunikasi dengan baik perlu “meng-encode” (mengemas, mengepak, mewadahi) gagasan menggunakan bahasa. Ketika mengemas gagasan, seseorang harus memperhatikan beberapa hal (Hymes, 1989), yaitu :
- Situation : keadaan yang melingkupi terjadinya peristiwa komunikasi (santai, serius, netral, dan sebagainya.)
- Participant : siapa orang yang ikut terlibat dalam peristiwa komunikasi (teman kerja, atasan, bawahan, pembantu, dan sebagainya).
- Ends (tujuan) : apa yang ingin dicapai melalui komunikasi (memengaruhi, memberi informasi, menyuruh, membujuk, merayu, dan sebagainya).
- Addresse (mitra komunikasi) : orang yang diajak berkomunikasi (mitra tutur).
- Keys (kunci) : pokok persoalan yang menjadi kunci pembicaraan.
- Instruments : segala hal yang ada diseputar pembicara yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kelancaran pembicaraan.
- Norms (norma/kaidah) : kaidah yang harus diikuti oleh pembicara (pranata sosial masyarakat yang berlaku.
- Genre (ragam/corak) : aneka ragam bahasa yang sesuai dengan situasi.
Menurut Al-Ghalayain, bahasa Arab adalah kalimat-kalimat yang dipergunakan oleh orang Arab untuk mengungkapkan tujuan-tujuan dari pikiran dan perasaan mereka
Bahasa Arab adalah salah satu mata pelajaran yang menempati posisi penting dalam dunia pendidikan. Khususnya lembaga pendidikan Islam baik negeri maupun swasta pada jenjang dan program tertentu, Bahasa Arab merupakan suatu keharusan untuk diajarkan kepada siswa mereka.
Ruang lingkup pembelajaran bahasa Arab meliputi: unsur kebahasaan, keterampilan berbahasa, dan aspek budaya. Dimana unsur kebahasaan sendiri terdiri atas tata bahasa (qawâ’idu al-lughah), kosa kata (mufradât), pelafalan dan ejaan (ashwât ‘arabiyyah). Sedang ketrampilan berbahasa meliputi keterampilan menyimak (mahâratu al-istimâ’), keterampilan berbicara (mahâratu alkalâm), keterampilan membaca (mahâratu al-qirâ`ah) dan keterampilan menulis (mahâratu al-kitâbah). Aspek budaya merupakan makna yang terkandung dalam teks lisan dan tulisan.
Bahasa Arab adalah salah satu mata pelajaran yang menempati posisi penting dalam dunia pendidikan. Khususnya lembaga pendidikan Islam baik negeri maupun swasta pada jenjang dan program tertentu, Bahasa Arab merupakan suatu keharusan untuk diajarkan kepada siswa mereka.
Ruang lingkup pembelajaran bahasa Arab meliputi: unsur kebahasaan, keterampilan berbahasa, dan aspek budaya. Dimana unsur kebahasaan sendiri terdiri atas tata bahasa (qawâ’idu al-lughah), kosa kata (mufradât), pelafalan dan ejaan (ashwât ‘arabiyyah). Sedang ketrampilan berbahasa meliputi keterampilan menyimak (mahâratu al-istimâ’), keterampilan berbicara (mahâratu alkalâm), keterampilan membaca (mahâratu al-qirâ`ah) dan keterampilan menulis (mahâratu al-kitâbah). Aspek budaya merupakan makna yang terkandung dalam teks lisan dan tulisan.
Tidak ada komentar: