MOH. HATTA (BUNG HATA BAPAK KOPERASI)

    Bung Hatta seorang tokoh nasionalis Negara Republik Indonesia, merupakan tokoh yang ikut berperan aktif untuk memperjuangkan tanah air. Beliau bernama asli Dr. (HC) Drs. H. Mohammad Hatta dan dengan nama kecil sejak lahir Mohammad Athar. Di lahirkan di Fort de Kock (yang sekarang bernama Bukittinggi, Prov. Sumatera Barat), pada masa penjajahan Hindia Belanda, tanggal 12 Agustus 1902. 
     Selain tokoh nasionalis Bung Hatta juga dikenal sebagai negarawan menjabat Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS, bapak ekonom sebagai Bapak Koperasi Indonesia, dan juga menjabat sebgai Wakil Presiden Indonesia yang pertama, mendampingi  Ir. Soekarno. untuk memproklamasi Negara Kesatuan Republik Indonesi pada tanggal  17 Agustus 1945. Beliau sempat bersilih dengan Ir. Soekarno dan memilih mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956.
    Beliau pernah mengeyam pendidikan di Negeri Belanda, Pada tahun 1921. Untuk belajar di Handels Hoge School di Kota Rotterdam. Ketika belajar disana beliau mendaftar sebagai anggota organisasi Indische Vereniging. Dan organisasi tersebut berganti nama menjadi Indonesische Vereniging pada Tahun 1922. Selang beberapa tahun organisasi tersbut berganti nama yang kedua kalinya menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) yang bertujuan untuk menolak bekerja sama dengan Belanda. Di dalam organisasi Bung Hatta berperan untuk mengusahakan agar majalah yang diterbitkan dari Perhimpunan Indonesia (PI) yakni majalaj Hindia Poetra dapat diterbitkan secara sistematis sebagai dasar pengikat antaranggota, dan sekitar tahun 1924 majalah tersebut berganti nama menjadi majalah Indonesia Merdeka.
      Pada tahun 1923 Bung Hatta lulus dari Handels Hoge School dalam ujian akhir handels economie (ekonomi perdagangan). Setelah lulus dari Handels Hoge School pada tahun 1924 beliau  non-aktif dalam organisasi Perhimpunan Indonesia (PI). Dikarenakan Bung Hatta ingin mlanjutkan pendidikan ujian doctoral di bidang ilmu ekonomi pada akhir tahun 1925. Namun niat tersebut tidak jadi, karena dibuka jurusan baru, yaitu hukum negara dan hukum administratif. Kemudian Bung Hatta memutuskan memasuki jurusan di bidang politik. Setelah keputusannya Bung Hatta tkembali aktif di organisasi Perhimpunan Indonesia (PI) dan dilantik menjadi ketua pada tanggal 17 Januari tahun 1926. Sejak tahun 1926-1930, Bung Hatta dipercaya menjadi Ketua Perhimpunan Indonesia (PI). Pada saat pelantikan berpidato inaugurasi yang berjudul “Economische Wereldbouw en Machtstegenstellingen” (Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan kekuasaan). Beliau mencoba menganalisis struktur ekonomi dunia dengan landasan kebijaksanaan non-kooperatif.
   Di bawah kepemimpinannya, Perhimpunan Indonesia (PI) berkembang pesat dari organisasi mahasiswa menjadi organisasi politik yang mempengaruhi jalannya politik rakyat di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga akhirnya diakui oleh Pemufakatan Perhimpunan Politik Indonesia (PPPI) sebagai pos terdepan dari pergerakan nasional yang berada di Wilayah Eropa. PI melakukan propaganda aktif di luar negeri. Hampir setiap kongres intemasional menerimanya di Eropa. Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Intemasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis. Tanpa banyak oposisi, “Indonesia” secara resmi diakui oleh kongres. Nama “Indonesia” untuk menyebutkan wilayah Hindia Belanda ketika itu telah benar-benar dikenal kalangan organisasi-organisasi internasional masih pada tahun 1926.
    Bung Hatta pernah menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial, suatu kongres internasional yang diadakan di Brussels tanggal 10-15 bulan Februari tahun 1927. Bung Hatta mendapat kenalan dengan pemimpin-pemimpin pergerakan buruh seperti G. Ledebour dan Edo Fimmen, serta tokoh-tokoh yang kemudian menjadi negarawan-negarawan di Asia dan Afrika seperti Jawaharlal Nehru (India), Hafiz Ramadhan Bey (Mesir), dan Senghor (Afrika). Persahabatan pribadinya dengan Nehru mulai dirintis sejak saat itu. dan keika pemberontakan yang Bung Hatta lakukan untuk Belanda beliau ditolak oleh publi. Namun, ketika beliau berkunjung ke Negara Jepang, justru mendapat gelar Gandhi of Java. Dan tiga bulan di Jepang, kemudian Bung Hatta kembali ke tanah air pada bulan Mei tahun 1993.
   Tahun 1934 Bung Hatta dan teman-temannya dipenjara di Glodok, Januari 1935 mereka diasingkan kembali di Boven Digul Papua. tempat ini merupakan tempat pengasingan yang paling mengerikan. karena belanda merasa terancam atas pergerakan yang dilakukan Bung Hatta. Ketika dipenjara Bung Hatta justru rajin dan produktif menulis sebuah karya buku sehingga beliau mengajarkan macam pengetahuan kepada rekannya ketika dipenjara. Setahun berada dipenjara Digul, Bung Hatta dipindahkan ke Banda Neira tahun 1936, kemudian tahun 1942 beliau dipindahkan kembali ke Sukabumi.
   Pada masa kependudukan Jepang (1942-1945), Bung Hatta dibebaskan. Namun empat serangkai yaitu Bung Karno, Moh Hatta, KH Mas Mansyur dan Ki Hajar Dewantara harus menghadapi musuh imperialis yang tidak mau kompromi untuk silang pendapat. Akhirnya Bung Hatta memberanikan diri berdiskusi dengan Mayjen Harada agar mengakui kemerdekaan Indonesia. Dan untuk timbal baliknya Indonesia akan mendukung Jepang dalam Perang Pasifik melawan sekutu. Kemudian dibentuklah Putera (Pusat Tenaga Rakyat) oleh Jepang untuk mengendalikan rakyat dalam Perang Pasifik, untuk kerja paksa dan bantuan militer. Tepat pada tanggal 7 dan 9 Agustus 1945, bom atom sekutu menghancurkan Kota Hiroshima dan Nagasaki. Hampir seluruh tentara Jepang kembali ke negaranya. Akhirnya Bung Karno dan Bung Hatta mengambil tindakan tegas dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
    Bung Hatta yang juga dijuluki sebagai Bapak Koperasi Indonesia itu menekankan bahwa cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak  dikuasai oleh negara. Hal itu tercantum dalam Ayat 2 di Pasal 33 tersebut. "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat". Dalam upaya untuk mendapatkan dukungan dari luar negeri, Bung Hatta pergi ke Negara India untuk menemui PJ Nehru dan Mahama Gandhi. agar berjanji bahwa Negara Indonesia akan membantu Kemerdekaan Indonesia.
    Pada tanggal 19 Desember 1948, pihak Belanda kembali melakukan penyerangan yakni serangan agresi militer Belanda yang ke II . dan berhasil menangkap beberapa tokoh Indonesia, termasuk Mohammad Hatta. Namun karena kegigihan dan jiwa patriotisme bangsa Indonesia, akhirnya TNI berhasil mendesak Belanda untuk mengulang perundingan kembali. Perjanjian Roem Roijen, atas kepiawaian Bung Hatta yang menjadi ketua delegasi Indonesia meraih keberhasilan mengambil simpati dari seluruh dunia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang dilaksanakan pada 23 Agustus-2 Nopember 1949.
    Bung Hatta meninggal di Tanah Kusir, Kota Jakarta, pada tanggal 14 Maret 1980, berumur 77 tahun. Bung Hatta ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 23 Oktober 1986 melalui Keppres nomor 081/TK/1986. dan selain itu namanya diabadikan sebagai nama Bandar udara internasional Tangerang Banten. serta nama Bung Hatta juga diabadikan di Negara Belanda yaitu sebagai nama jalan di kawasan perumahan Zuiderpolder, Haarlem.

Tidak ada komentar:

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.