Hakikat Inti Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua istilah yang selalu digunakan dalam psikologi. Sebagian psikolog memandang kedua istilah tersebut berbeda, namun sebagian yang lain memandang di dalam istilah perkembangan tercakup makna pertumbuhan. Secara umum kedua istilah ini memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya kedua berkaitan dengan perubahan pada diri individu. Sedangkan perbedaannya terdapat pada jenis perubahan yang terjadi.
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali dari asal) sedangkan perkembangan adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup. Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak kecil, manusia memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang penyakit. Tetapi setelah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya semakin kuat sehingga kelangsungan hidupnya lebih terjamin. Pertumbuhan dan perkembangan membawa manusia kepada kedewasaan. Setelah dewasa, manusia dapat menghasilkan keturunan sehingga populasi manusia akan terjaga kelestariannya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pertumbuhan berasal dari kata tumbuh yang berarti tambah besar atau sempurna. Sedangkan pertumbuhan secara terminologis dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas dan lain-lain. Misalnya pertumbuhan berat badan, bertambahnya tinggi, bertambahnya panjang pada rambut.
Perkembangan berasal dari kata kembang yang berarti maju, menjadi lebih baik. Perkembangan secara terminologis adalah proses kualitatif yang mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri seseorang dan berlangsung sepanjang hidup manusia.
Suatu perkembangan selalu melalui suatu proses, mudah sekali dimengerti. Tetapi bagaimana proses itu berlangsung, ada beberapa teori yang perlu kita ketahui kebenarannya atau kita renungkan demi perkembangan psikologi ini.
1. Teori Johan Friederische Herbart
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali dari asal) sedangkan perkembangan adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup. Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak kecil, manusia memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang penyakit. Tetapi setelah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya semakin kuat sehingga kelangsungan hidupnya lebih terjamin. Pertumbuhan dan perkembangan membawa manusia kepada kedewasaan. Setelah dewasa, manusia dapat menghasilkan keturunan sehingga populasi manusia akan terjaga kelestariannya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pertumbuhan berasal dari kata tumbuh yang berarti tambah besar atau sempurna. Sedangkan pertumbuhan secara terminologis dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas dan lain-lain. Misalnya pertumbuhan berat badan, bertambahnya tinggi, bertambahnya panjang pada rambut.
Perkembangan berasal dari kata kembang yang berarti maju, menjadi lebih baik. Perkembangan secara terminologis adalah proses kualitatif yang mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri seseorang dan berlangsung sepanjang hidup manusia.
Suatu perkembangan selalu melalui suatu proses, mudah sekali dimengerti. Tetapi bagaimana proses itu berlangsung, ada beberapa teori yang perlu kita ketahui kebenarannya atau kita renungkan demi perkembangan psikologi ini.
1. Teori Johan Friederische Herbart
Herbart berpendapat bahwa terjadinya perkemangan adalah oleh karena adanya unsur-unsur yang berasosiasi, sehingga sesuatu yang semua bersifat simpel (unsur yang sedikit) semakin lama semakin banyak dan kompleks. Beliau berpendapat demikian karena teorinya, bahwa anak baru lahir keadan jiwanya masih bersih. Sejak alat inderanya dapat menangkap sesuatu yang datang dari luar, maka alat indera itu mengirimkan gambar, atau tanggapan kedalam jiwanya. Di dalam jiwa tanggapan ini berasosiasi sesamanya dengan kekuatan yang dapat diukur. Tanggapan yang sejenis berasosiasi dan yang tidak sejenis tolak menolak secara mekanis dan semakin lama semakin banyak, semakin komplek. Dan inilah perkembangan it
2. Teori Gestalt
Beliau berpendapat bahwa proses perkembangan bukan berlangsung dari sesuatu yang simpel ke sesuatu yang komleks, melainkan berlangsung dari sesuatu yang bersifat global ke semakin lama semakin dalam keadaan jelas, tampak bagian-bagian dalam keseluruhan itu. Bagian-bagian itu bukan merupakan pecahan dari Gestalt tadi merupakan kesatuan-kesatuan tertentu yang baru berfaedah bila ia berada dalam Gestalt tersebut. Jadi dengan tegas beliau berpendapat bahwa perkembangan bukan proses asosiasi melainkan proses differensiasi.
3. Teori Sosialisasi (James Mark Baldwin)
Teori ini berpendapat bahwa proses perkembangan itu adalah proses sosialisasi dari sifat individualis. Dalam hal ini Baldwin terkenal dengan teori Circulair reastion. Ia berpendapat bahwa perkembangan sebagai proses sosialisasi adalah dalam bentuk imitasi yang berlangsung dengan adaptasi dan seleksi.
4. Teori Freudism (Sigmund Freud)
Dalam mengemukakan teorinya Sigmund Frued mengguakan contoh yaitu pada masa bayi manusia belum bermoral kemudian sudah memiliki moral secara heterogen dan akhirnya memiliki moral dengan norma yang ditetapkan sendiri secara otonom. Proses pemilikan moral dari heterogen ke moral otonom ini disebut internalisasi. Proses internalisasi ini berlngsung dengan identifikasi. Oleh karenanya proses ini menggunakan masyarakat sebagai faktor utama.
Tidak ada komentar: