ALIRAN TOKOH ILMU PSIKOLOGI

    
akurakreti.blogspot.com 
Psikologi dan ilmu pendidikan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Karena keduanya mempunyai hubungan timbal balik diantara keduanya. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilaman tidak berdasarkan kepada psikologi perkembangan. Demikian pula watak dan kepribadian seseorang ditunjuukan oleh psikologi.
    Psikologi pendidikan adalah subdisiplin ilmu psikologi yang mempelajari tingkah laku individu dalam situasi pendidikan, yang meliputi pula pengertian tentang proses belahjar mengajar.  Teori belajar selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu. Di dalam masa perkembangan psikologi pendidikan di jaman kejaman mulai diperhatikan para teoritik. Dengan berbagai aliran dijaman mutakhir ini muncullah secara beruntun beberapa aliran psikologi pendidikan yaitu :
  1. Aliran Psikologi Behavioristik                                                                                                   Beberapa teori belajar dari psikologi behavioristik dikemukakan oleh para psikolog behavioristik sering juga disebut “contemporary behavorists” atau juga disebut “S-R psychologists”.  Mereka, berpendapat, bahwa tingkah lalku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan.                                           Psikologi behavioristik mulai mengalami perkembangan dengan lahirnya teori-teori belajar yang dipelopori oleh Thomdike, Paviov, Wabon, dan Ghuthrte.  Pada mulanya, pendidikan dan pengajaran di Amerika Serikat didominasi oleh pengaruh dari Thomdike (1874-1949). Teori ini disebut “connectionism”, karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Dan sering disebut pula ”trial-and  error learning”. Ciri-ciri belajar dengan “trial-and error” : (1) ada motif pendorong aktivitas (2) ada berbagai respon terhadap situasi (3) ada elemenasi respon-respon yang gagal/salah (4) ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan.                                                                                                                          Sementara di Rusia Ivan Pavlov (1849-1936) juga menghasilkan teori belajar yang disebut “classical conditioning” atau “stimulus subtitutioni”. Dalam percobaan ini anjing diberi stimuli bersyarat sehingga terjadi reaksi bersyarat pada anjing. Jhon B. Watson (1878-1958) adalah orang pertama di Amerika Serikat yang pertama mengembangkan teori belajar berdasarkan hasil penelitian Pavlov. Watson berpendapat, bahwa belajar merupakan proses terjadinya refleks-reflekes atau respons-respons bersyarat melalui stimulus pengganti. Manusia dilahirkan dengan beberapa refleks dan reaksi-reaksi emosional berupa takut, cinta, dan marah. Salah satu percobaannya adalah terhadap anak umur 11 bulan dengan seekor tikus putih. Rasa takut dapat timbul tanpa dipelajari dengan proses ekstinsi, dengan mengulang stimuli bersyarat tanpa dibarengi stimuli tak bersyarat. E.R. Ghuthrte (1886-1959) memperluas penemuan Watson tentang belajar. Ia mengemukakan prinsip belajar yang disebut “the law of association” yang berbunyi : suatu kombinasi stimuli yang telah menyertai suatu gerakan, cenderung akan menimbulkan gerakan itu, apabila kombinasi stimuli itu muncul kembali. Ghuthrte berpendapat, bahwa hukuman itu tidak baik dan tidak pula buruk. Efektif tidaknya hukuman itu tergantung pada apakah hukuman itu menyebabkan murid belajar ataukah tidak?. 
  2. Aliran Psikologi Kognitif
    Ada beberapa ahli yang belum merasa puas terhadap penemuan-penemuan para ahli sebelumnya mengenai belajar sebagai proses hukuman stimulus-response-reinforcement. Mereka ini adalah para ahli jiwa aliran kognitifis. Menurut pendapat mereka tingkah laku seseorang telah senantiasa berdasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
    Psikologi kognitif mulai berkembang dengan lahirnya teori belajar gestalt. Peletak dasar psikologi gestalt adalah Mex Wertheimer (1880-1943) yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving. Sumbangannya ini diikuti oleh Kurt Koffka (1886-1941) yang menguraikan secara terperinci tentang hukum-hukum pengamatan. Kemudian Wolfgang Kohler (1887-1959) yang meneliti tentang insight pada simpanse.
  3. Aliran Psikologi Humanistik
    Pada akhir 1940-an muncullah suatu perspektif psikologi baru. Orang-orang yang terlibat dalam penerapan psikologilah yang berjasa dalam perkembangan ini. Dalam dunia pendidikan, aliran humanistik muncul pada tahun 1960 sampai dengan 1970-an dan mungkin perubahan-perubahan dan inovasi yang terjadi selama dua dekade yang terakhir pada abad 20 ini pun juga akan menuju pada arah ini.
    Combs dan kawan-kawan menyatakan apabila kita ingin memahamoi perilaku orang kita harus mencoba memahami dunia persepsi orang itu. Apabila seorang guru mengeluh bahwa siswanya tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu, ini sesungguhnya berarti, bahwa siswa itu tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh guru itu.
    Rogers dalam bukunya Freedom to Leam,ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip belajar humanistik yang penting, di antaranya ialah :
    (a) Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami
    (b) Belajar yang signifikan terjadi apabila subject matter dirasakan murid mempunyai relevensi dengan maksud-maksudnya sendiri.
    (c) Belajar yang menyangkut suatu perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
    (d) Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
  4. Aliran Psikologi Gestalt
    Teori belajar menurut psikologi Grstalt sering kali disebut insight full learning  atau field theory. Ada pula istilah lain identik dengan teori ini, yaitu organismic, pattern, holistic, integration, configuration, dan closure. Prinsio-prinsip belajar berikut ini dari teori yang dikemukakan oleh psikologi Gastalt :
    (a)    Belajar dimulai dari suatu keseluruhan, kemudian baru menuju bagian-bagian.
    (b)    Keseluruhan memeberi makna pada bagian-bagian.
    (c)    Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
    (d)    Belajar akan berhasil bila tercapai kematangan untuk memperoleh pengertian
    (e)    Dan berhasil bila ada tujuan yang berarti bagi individu

Tidak ada komentar:

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.