PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK

     Pada dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematis tentang fungsi-fungsi fisik dan praktis. Perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi fisik dan pisikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil dari konsepsi, dan hasil dari interaksi proses biologis dan genetika dengan lingkungan. Sementara perubahan psikis menyangkut keseluruhan karakteristik psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan moral. Setiap anak secara kodrat membawa variasi dan irama perkembangannya sendiri, perlu diketahui orangtua dan guru agar ia tidak bertanya tanya bahkan bingung atau bereaksi negatif yang lain dalam menghadapi perkembangan motorik anaknya. Bahkan ia harus bersikap tenang sambil mengikuti terus meneruspertumbuhan itu, agar pertumbuhan itu sendiri terhindar dari gangguan apapun yang tentu saja akan merugikan.
     Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak tidak sama. Proses pembelajaran dapat di pengaruhi oleh perkembangan dan pertumbuhan anak yang tidak sama itu, di samping karakteristik yang melekat pada diri anak, seperti sikap, penampilan, pemahaman, dan latar belakang. Sebagai seorang guru, sangat perlu memahami pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Perkembangan pesta didik meliputi : perkembangan fisik, perkembangan pisikomotorik , dan perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan psikomotorik mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual/kongnitif siswa. Rancangan pembelajaran yang konduktif akan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.

ANALISIS

A.     PENGERTIAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK

     Psikomotorik adalah berhubungan atau mengarah kepada akibat-akibatmotor dari proses mental (kerja otak).Kemampuan motorik berasal daribahas Inggris yaitu motor ability, dalam Filosofi Pembelajaran dan MasaDepan Teori Pendidikan Jasmani Kephart, mendefinisikan bahwa motor adalah gerak dari dorongan dalam (internal) yang diarahkan kepada beberapamaksud lahiriah (external) dengan ujud ketrampilan rendah Perkembangan keterampilan motorik (motor skill) ini merupakanketerampilan yang dimiliki seseorang untuk mampu melakukan suaturangkaian gerakan jasmaniah dalam urutan tertentu, dengan mengadakankoordinasi antara gerak berbagai anggota badan secara terpadu.
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui :
  1. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses praktik pembelajaran berlangsung.
  2. Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
  3. Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesa dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
     Berkembangnya kemampuan motorik tersebut didapatkan dari hasil belajar dan latihan.Dengan belajar dan latihan tersebut akan membuat fungsi otot dan persendian menjadi lebih kuat. Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan perkembangan psikomotorik adalah perkembangankepribadian manusia yang berhubungan dengan gerakan jasmaniah dan fungsiotot akibat adanya dorongan dari pemikiran, perasaan dan kemauan daridalam diri seseorang.

B. PENTINGNYA PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK DALAM PEMBELAJARAN

      Aspek psikomotorik dalam pendidikan merupakan aspek yang berhubungan dengan tindakan atau perilaku yang ditampilkan anak didik setelah menerima suatu materi tertentu, artinya mereka bertindak atau berprilaku berdasarkan pengetahuan dan perasaan sesuai atauberdasarkan pengembangan sendiri dari yang disampaikan pendidik.
     Kemampuan psikomotorik hanya bisa dikembangkan dengan latihan latihan yang menuju kearah peningkatan kemampuan anak. Pengembangan ini memerlukan rangsangan yang adekuat agar perkembangan potensi psikomotorik anak bisa optimal. Peningkatan potensi perkembangan psikomotorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kesuksesan pengajaran. Dengan peningkatan kemampuan motorik, anak akan mampu menerima pengajaran sesuai dengan batasan jenjang pendidikanya. Beberapa konstelasi perkembangan motorik individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut :
a). Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang memiliki ketrampilan memainkan boneka, melempar bola dan memainkan alat alat mainan.
b). Dengan keterampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan bulan pertama dalam kehidupanya kepada kondisi yang independen. Anak dapat bergerak dari satu tempat ketempat yang lain, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya sendiri. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
c). Melalui peningkatan potensi perkembangan psikomotorik anak dapat menyesuaikan dangan lingkungan sekolah. Pada masa pra sekolah atau pada masa awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menulis menggambar melukis dan baris berbaris.
d). Melalui peningkatan potensi prkembangan psikomotorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain dan bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat dalam bergaul dengan teman sebayanya, bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi anak yang terpinggirkan
e). Peningkatan potensi perkembangan psikomotorik sangat penting bagi perkembangan self concept (kepribadian anak)

Faktor yang Mempengaruhi Fsikomotorik Anak

  1. Faktor pola asuh orang tua
  • Pola asuh orang tua adalah sebuah faktor penghambat psikomotorik anak disaat pola asuh orang tuaterlalu otoriter ataupun terlalu memaksa, karena karakteristik seorang anak sanagt sensitif ditambah setiap anak tidak dapatsecara langsung dioptimalkan secara cepat denagan kata lain memaksakan kemampuan danagan waktu yang singkat.
  • Apabila orangtua memaksakan peningkatan potensi perkembangan psikomorik anak kebanyakan malah menyababkan gangguan mental terhadap anak tersebut biasanya anak akan cenderung merasa canggung, merasa serba salah tidak percaya pada diri sendiri dan merasa tertekan.
  • Pola asuh bukan hanya bisa menggangu peningkatan potensi psikomotorik anak akan tetapi malah akan menurunkan kemampuan psikomotorok anak, pada saat anak dalam kondisi depresi dan ditambah dengan tuntutan dari orangtua yang tidak dapat dipenuhi oleh anak, anak yang sedang dalam keadaan depresi sangat mudah untuk diketahui hal ini dikarenakan keadaan anak bisa berubah secara drastis, tanda tandanya antara lain, yang biasanya anak tersebut suka bercanda berubah menjadi pemurung, yang biasanya ceria berubah menjadi gampang marah, yang biasanya aktif berubah menjadi pemalas.
  • Diharapkan apabila anak dalam keadan seperti ini orang tua tidak memaksakan lagi latian dalam upaya meningkatkan potensi psikomotorik karena malah akan membuat si anak setres.
      2.  Gen Dari Orang Tua
       Gen dari orang tua juga bisa menjadi penghambat dalam upaya meningkatkan kemampuan psikomotorik anak, apabila orang tua mempunyai pembawaan sifat gen yang unggul maka dalam mengembangkan potensu kemempuan psikomotorik anak pun juga akan lancar. Hal sebaliknya apabila anak membawa pembawaan gen dari oarang tua dimana gen tersebut adalah gen yang lemah maka kemampuan meningkatkan potensi psikomotorik anak itu biasanya juga akan lemah. Atau yang paling parah apabila anak itu mkenderita autis maka akan sulit sekali meningkatkan potensi kemampuan motorik yang ada.

     3.   Pengaruh Lingkungan
  • Lingkungan atau situasi kehidupan. Lingkungan tempart seseorang dibesarkan, hubungan dengan anggota keluarga dan orang lain turut berpengaruh terhadap perkembangan psikomotorik pada anak, di antaranya yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan bermain.
  • Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak
  • Lingkungan kedua yang mempengaruhi perkembangan psikomotorik anak adalah sekolah. Sekolah merupakan lingkungan artifisial yang sengaja diciptakan untuk membina anak- anak ke arauh tujuan, khususnya untuk memberikan kemampuan dan keterampilan sebagai bekal kehidupannyai kemudian hari. Di sini mereka akan menerapkan kebiasaan yang dilatih oleh orang tua masing- masiang. Para orangtua berharap lingkungan pendidikan yang disajikan pada anak- anak dapat memberikan warna yang positif, jangan sampai mereka didoktrin tentang kebiasaan- kebiasaan buruk. Anak-anak usia dini dapat saja diberikan materi pelajaran, diajari membaca, menulis, dan berhitung. Bahkan bukan hanya itu saja, mereka bisa saja diajari tentang sejarah, geografi, dan lain-lainnya. Jerome Bruner menyatakan, setiap materi dapat diajarkan kepada setiap kelompok umur dengan cara-cara yang sesuai dengan perkembangannya
  • Lingkungan bermain juga dapat mempengaruhi perkembangan psikomotorik pada anak. Bermain bagi anak adalah kegiatan yang serius tetapi menyenangkan. Menurut Conny R. Semiawan (Jalal, 2002: 16) bermain adalah aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak karena menyenangkan, bukan karena hadiah atau pujian. Melalui bermain, semua aspek perkembangan anak dapat ditingkatkan. Dengan bermain secara bebas anak dapat berekspresi dan bereksplorasi untuk memperkuat hal-hal yang sudah diketahui dan menemukan hal-hal baru. Melalui permainan, anak-anak juga dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik potensi fisik maupun mental intelektual dan spritual. Oleh karena itu, bermain bagi anak usia dini merupakan jembatan bagi berkembangnya semua aspek.

     4.   Interior Ruang Belajar Mempengaruhi Peningkatan Potensi Psikomotorik Anak
      Preiser dalam Laurens (2004:1) menjelaskan bahwa kebiasaan mental dan sikap perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Adapun lingkungan fisik tersebut antara lain berupa kondisi fisik hunian (bangunan), ruang (interior) beserta segala perabotnya, dan sebagainya. Jika bangunan itu memiliki ruang-ruang yang sangat nyaman untuk dihuni dan untuk beraktivitas di dalamnya, maka dapat mempengaruhi pembentukan dan perkembangan perilaku manusia. Ruang yang baik untuk perkembangan anak-anak TK, yaitu ruangan yang menyediakan area-area aktivitas tersendiri yang meliputi entry zone, messy zone, active zone, dan quiet zone (Olds, 2001:349). Penggunaan unsur-unsur interior tidak boleh terlalu dominan terhadap unsure lainnya melainkan seimbang atau sesuai prinsip-prinsip perancangan interior, supaya tidak menimbulkan kekacauan di dalam ruangan (Laksmiwati, 1989). Unsur-unsur perancangan tersebut meliputi garis, bentuk, motif, tekstur, ruang, warna, penerangan, akustik, dan bahan.

        Adapun prinsip-prinsip perancangan interior meliputi harmoni atau keselarasan, proporsi, keseimbangan, irama, dan titik berat. Para psikolog telah melakukan beberapa eksperimen yang telah dapat dibuktikan bahwa penggunaan warna yang tepat untuk sekolah dapat meningkatkan proses belajar mengajar, baik bagi siswa maupun gurunya. Suatu lingkungan yang dirancang dengan baik, bukan hanya memberi kemudahan belajar, tetapi juga dapat mengurangi masalah-masalah perilaku yang negatif (Darmaprawira., 2002:133).

C. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK

  1. Karakteristik perkembanga psikomotorik pada masa kanak-kanak :
     Perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun berbeda-beda untuk setiap anak. Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terorganisasi (Hurlock, 1991).
Cara menstimulasi kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun:
  • Imitation ( peniruan)Imitation (peniruan) adalah keterampilan untuk menentukan suatu gerakan yang telah di latih sebelumnya.latihan ini bisa dilakukan dengan cara mendengarkan atau memperlihatkan. Oleh karena itu, peningkatan gerak fisik motorik halus pada tahap ini bisa dilakukan dengan memeragakan gerakann tertentu, atau sekedar mempertontonkan tayangan film, misalnya stimulasi yang bisa diberikan untuk mencapai kemampuan gerak fisik mtorik halus.
  • Manipulation (penggunaan konsep)Manipulation (penggunaan konsep) adalah kemampuan untuk menggunakan konsep dalam melakukan kegiatan. Kemampuan ini juga sering disebut sebagai kemampuan manipulasi. Sebab, pada tahap ini perkembangan anak selalu mengikuti arahan, penampakan gerakan-gerakan, dan menetapkan suatu keterampilan gerak tertentu berdasarkan latihan. Stimulasi yang bisa diberikan untuk mencapai kemampuan gerak fisik motorik halus ini adalah dengan melatih keterampilan tertentu pada anak, seperti menggunakan sendok makan, gunting, atau gerakan-gerakan lainnya.
  • Presition (ketelitian)Presition (ketelitian) adalah kemampuan yan berkaitan dengan gerak yang mengindikasikan tingkat kedetailan tertentu. Stimulasi yang dapat diberikan untuk menunjang tercapainya gerak fisik motorik halus pada tahap ini adalah dengan melatih mengendarai sepeda roda tiga, berjalan mundur, menyamping, dan zigzag, melempar bola, menangkap dll.

     2.   Karakteristik perkembanga psikomotorik pada masa anak:
           Pada masa anak perkembangan keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori :
  • Keterampilan menolong diri sendiri; Anak dapat makan, mandi, berpakain sendiri dan lebih mandiri.
  • Keterampilan menolong orang lain; keterampilan berkaitan dengan orang lain, seperti membersihkan tempat tidur, membersihkan debu dan menyapu.
  • Keterampilan sekolah; mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk menulis, menggambar, melukis, menari, menyanyi dan lain-lain.
  • Keterampilan bermain; anak belajar keterampilan seperti melempar dan menangkap bola,naik sepeda, dan berenang.
    3.    Karakteristik perkembanga psikomotorik pada masa remaja:
       Keterampilan psikomotorik berkembang sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh, kemampuan fisik, dan perubahan fisologi. Pada massa ini, laki-laki mengalami perkembangan psikomotorik yang lebih pesat dibanding perempuan. Kemampuan psikomotorik laki-laki cenderung terus meningkat dalam hal kekuatan, kelincahan, dan daya tahan. Secara umum, perkembangan psikomotorik pada perempuan terhenti setelah mengalami menstruasi. Oleh karena itu, kemampuan psikomotorik laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan.

     4.   Karakteristik perkembanga psikomotorik pada masa dewasa:
     Pada usia dewasa keterampilan dalam hal tertentu masih dapat ditingkatkan. Puncak dari perkembangan psikomotorik terjadi pada masa ini. Latihan merupakan hal penentu dalam perkembangan psikomotorik. Melalui latihan yang teratur dan terpogram, keterampilan yang maksimal akan dapat ditingkatkan dan dipertahankan. Karakterisitik perkembangan psikomotorik ditandai dengan peningkatan keterampilan dalam bidang tertentu. Semua sistem gerak dan koordinasi dapat berjalan dengan baik.   

D.   TAHAPAN TAHAPAN PENGEMBANGAN PSIKOMOTORIK

  1. Tahap Kognitif Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan gerakan yang kaku dan lambat. Hal tersebut terjadi karena anak ataupun siswa masih dalam taraf belajar untuk mengendalikan gerakan gerakanya. Dia harus berfikir sebelum melakukan suatu gerakan, pada tahap tersebut siswa sering membuat kesalahan dan kadang terjadi tingkat frustasi yang tinggi.
  2. Tahap Asosiatif Pada tahap ini seorang anak ataupun siswa membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk memikirkan tentang gerakanya, dia mulai dapat mengasosiasikan gerakan yang sedang dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenal. Tahap ini masih dalam tahap pertengahan dalam perkembangan psikomotorik oleh karena itu gerakan gerakan dalam tahap ini belum menjadi gerakan yang bersifat otomatis. Pada tahap ini siswa ataupun anak masih menggunakan pikiranya untuk melakukan suatu gerakan, tetapi waktu yang diperlukan untuk berfikir lebih sedikit dibanding pada waktu dia berada pada tahap kognitif. Gerakannya sudah tidak kaku kerena waktu yang dipergunakan untuk berfikir lebih pendek.
  3. Tahap otonomi Pada tahap ini seorang siswa telah mencapai tingkat otonomi yang tinggi, proses belajarnya sudah hampir lengkap meskipun dia masih dapat memperbaiki gerakan garakan yang dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap otonomi karena siswa sudah tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan gerakan. Pada tahap ini gerakan yang dilakukan secara spontan oleh karenanya gerakan yang dilakukan juga tidak mengharuskan pembelajaran untuk memikirkan tentang gerakanya.Tehnik Mengembangkan Potensi Psikomotorik Pada Peserta Didik :
  • Model Permainan Atau Out Bond Model yang satu ini mungkin menjadi yang terfavorit. Hal ini karena pada out bond terdapat beberapa macam permainan permainan yang semuanya memiliki manfaat atau memiliki tujuan tertentu. Terutama dalam peningkatan kemampuan psikomotorik anak. Dalam setiap permainan yang ada pada out bond terdapat makna yang tersirat ataupun tersurat. Out bond melatih ketrampilan kerjasama dalam team dan melatih kemampuan psikomotorik anak. Kesulitan yang ada dalam setiap permainan yang ada pada out bond menuntut para peserta untuk bekerjasama dan menguras kreatifitasnya dalam bertindak. Dengan adanya kreatifitas tersebut maka kemampuan psikomotorik anak akan meningkat dan berkembang dan anak pun akan memperoleh kesenangan.
  • Model Meniru Dalam model ini guru menyuruh anak didik untuk menirukan atau mengikuti apa yang diinginkan oleh guru. Model meniru dilakukan guna memberi contoh kepada anak didik agar bisa mengikuti apa yang diinginkan oleh gurunya. Seperti pada saat guru mengajarkan menari, maka anak didik harus benar benar memperhatikan apa yang dicontohkan oleh gurunya itu kemudian anak tersebut harus bisa melakukan apa yang baru saja dicontohkan oleh gurunya tersebut.
  • Model Kelompok Belajar dan Bermain Model ini sangat baik dilakukan pada tahap kanak kanak atau SD karena pada tingkat ini kecenderungan anak adalah berkelompok dan bermain. Dengan bermain sambil belajar maka tingkat psikomotorik anak akan berkembang dengan cepat pula. Salah satu prinsip belajar adalah menyenangkan, maka dengan bermain akan menghadirkan rasa senang dalam belajar. Dapat diharapkan belajar psikomotorik dengan hati senang akan menghasilkan kemampuan motorik yang berkualitas.

Stimulasi Untuk Meningkatkan Potensi Psikomotorik

    Peningkatan potensi psikomotorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan anak menstimulasi mereka untuk bergerak secara bebas. Stimulasi dapat dilakukan dengan menyediakan ruang gerak yang memungkinkan untuk berlari melompat dan menggerakkan seluruh anggota tubuhnya dengan cara cara yang maksimal. Selain itu penyediaan alat bermain diperlukan untuk mendorong anak meningkatkan koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuhnya. Stimulasi stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan kemampuan psikomotorik kasar, koordinasi halus (finer coordination), fisik dan stamina.
     Tumbuh kembang potensi psikomotorik anak memerlukan stimulasi stimulasi guna tercapai pengoptimalannya. Pada anak anak dapat dilakukan stimulasi diantaranya dengan :
  • Diberikan dasar dasar ketrampilan untuk menulis dan menggambar;
  • Ketrampilan berolah raga atau menggunakan alat olah raga;
  • Gerakan geraka permainan, seperti melompat memanjat dan berlari; dan
  • Baris berbaris secara sederhana.
           Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara menggambar, menari, memainkan alat musik (piano, guitar), anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batu batu, dedaunan atau benda kecil lainya, dan bermain permainan luar ruangan seperti bermain kelereng. Peningkatan potensi psikomotorik halus ini merupakan modal dasar untuk menulis.

KESIMPULAN

A.     PENGERTIAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK

        Psikomotorik adalah berhubungan atau mengarah kepada akibat-akibatmotor dari proses mental (kerja otak).Kemampuan motorik berasal daribahas Inggris yaitu motor ability, dalam Filosofi Pembelajaran dan MasaDepan Teori Pendidikan Jasmani Kephart,
Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui :
  1. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses praktik pembelajaran berlangsung.
  2. Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
  3. Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesa dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
        Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan perkembangan psikomotorik adalah perkembangankepribadian manusia yang berhubungan dengan gerakan jasmaniah dan fungsiotot akibat adanya dorongan dari pemikiran, perasaan dan kemauan daridalam diri seseorang.

B. PENTINGNYA PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK DALAM PEMBELAJARAN

       Aspek psikomotorik dalam pendidikan merupakan aspek yang berhubungan dengan tindakan atau perilaku yang ditampilkan anak didik setelah menerima suatu materi tertentu, artinya mereka bertindak atau berprilaku berdasarkan pengetahuan dan perasaan sesuai atauberdasarkan pengembangan sendiri dari yang disampaikan pendidik. Beberapa konstelasi perkembangan motorik individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut :
  1. Melalui ketrampilan motorik,
  2. Dengan keterampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan bulan pertama dalam kehidupanya kepada kondisi yang independen.
  3. Melalui peningkatan potensi perkembangan psikomotorik anak dapat menyesuaikan dangan lingkungan sekolah.
  4. Melalui peningkatan potensi prkembangan psikomotorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain dan bergaul dengan teman sebayanya,
Faktor yang Mempengaruhi Fsikomotorik Anak
  1. Faktor pola asuh orang tua
  2. Gen Dari Orang Tua
  3. Pengaruh Lingkungan
  • Lingkungan atau situasi kehidupan.
  • Keluarga merupakan lingkungan pendidikan
  • Lingkungan sekolah
  • Lingkungan bermain juga dapat mempengaruhi perkembangan psikomotorik pada anak.
  • Interior Ruang Belajar Mempengaruhi Peningkatan Potensi Psikomotorik Anak

C.  KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK

  1. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa kanak-kanak :
  2. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak:
  3. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa remaja:
  4. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa dewasa:

D.      TAHAPAN TAHAPAN PENGEMBANGAN PSIKOMOTORIK

  1. Tahap Kognitif Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan gerakan yang kaku dan lambat.
  2. Tahap Asosiatif Pada tahap ini seorang anak ataupun siswa membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk memikirkan tentang gerakanya,
  3. Tahap otonomi Pada tahap ini seorang siswa telah mencapai tingkat otonomi yang tinggi, proses belajarnya sudah hampir lengkap meskipun dia masih dapat memperbaiki gerakan garakan yang dipelajarinya.
Tehnik Mengembangkan Potensi Psikomotorik Pada Peserta Didik
  • Model Permainan Atau Out Bond Model yang satu ini mungkin menjadi yang terfavorit.
  • Model Meniru Dalam model ini guru menyuruh anak didik untuk menirukan atau mengikuti apa yang diinginkan oleh guru.
  • Model Kelompok Belajar dan Bermain Model ini sangat baik dilakukan pada tahap kanak kanak atau SD karena pada tingkat ini kecenderungan anak adalah berkelompok dan bermain.

Stimulasi Untuk Meningkatkan Potensi Psikomotorik

   Peningkatan potensi psikomotorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan anak menstimulasi mereka untuk bergerak secara bebas. Stimulasi dapat dilakukan dengan menyediakan ruang gerak yang memungkinkan untuk berlari melompat dan menggerakkan seluruh anggota tubuhnya dengan cara cara yang maksimal. Tumbuh kembang potensi psikomotorik anak memerlukan stimulasi stimulasi guna tercapai pengoptimalannya. Pada anak anak dapat dilakukan stimulasi diantaranya dengan:
  1. Diberikan dasar dasar ketrampilan untuk menulis dan menggambar;
  2. Ketrampilan berolah raga atau menggunakan alat olah raga;
  3. Gerakan geraka permainan, seperti melompat memanjat dan berlari; dan
  4. Baris berbaris secara sederhana.

PENUTUP

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Maka kritik dan saran dari Bapak dosen saya harapkan guna membangun  demi sempurnanya makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

1.    Hartinah, Siti, 2009. Perkembangan Peserta Didik, PT. Rafika Adiatma, Bandung
2.    Sujanto, Agus, 1981. Psikologi Perkembangan,Aksara Baru, jakarta
3.    www.organisasi.org,2009, Perkembangan Peserta Didik
4.    www.box.net,2009, Pendidikan dan Peserta Didik
5.    Pendidikan, CV Remaja Karya, Bandung.
6.  Djamarah,saiful bahri,Drs. Drs.aswan zain, strategi belajar mengajar, Jakarta: PT rineka cipta,2006

Tidak ada komentar:

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.