DEVINISI POLA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASI (TRANSFORMATIVE LEADERSHIP STYLE)
Sebelum kita membahasa apa itu pengertian Transformative Leadership Style. Pasti lah kalian paham bahawa disetiap lembaga ataupun institut pendidikan dan di dunia pekerjaan pasti seorang pemimpin adaah contoh cerminan dari para bawahannya, karena keberhasilan pekerjaan dan rapinya sebuah lembaga tidak jauh dari mana skill pemimpinnya. Kepemimpinan di ambil dari kata pemimpin yang dalam bahasa Inggris disebut leader dari akar kata to lead yang terkandung arti saling erat berhubungan bergerak lebih awal, berjalan di depan, mengambil langkah petama, berbuat paling dulu, memelopori, mengarahkan pikiran-pendapat-tindakan orang lain, membimbing, menuntun, menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya.[1]
Kepemimpinan (leadership) merupakan suatu proses mempengaruhi yang termanifestasikan dalam perilaku-perilaku dan interaksi-interaksi antara pimpinan dan bawahan yang terjalin dalam suatu konteks tertentu.[2] Menurut Burns, kepemimpinan (leadership) adalah pemimpin membujuk pengikut untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan merefleksikan nilai-nilai, motivasi, keinginan, kebutuhan, aspirasi yng digarapkan oleh pemimpin dan pengikut. Menurut Wahyudi, kepemimpinan adalah sebagai kemampuan seseorang dalam menggerakkan, mengarahkan. Sekaligus mempengaruhi pola pikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri dalam bekerja terutama dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan percepatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.[3]
Sementara itu, menurut Catwell dalam Manajemen Pendidikan bahwa definisi kepemimpinan sebagai perilaku individu, yang menimbulkan struktur baru pada suatu interaksi dalam suatu sistem sosial dengan mengubah tujuan, konfigurasi, prosedur, input, proses, dan out put sistem.[4]
Pola Kepemimpinan Transformasional (Transformative Leadership Style) adalah salah satu pola kepemimpinan yang sangat sesuai untuk menghadapi era globalisasi. Pola kepemimpinan sendiri adalah pola tingkah laku yang dirancang sedemikian rupa untuk memepengaruhi bawahannya agar dapat memaksimalkan kinerja yang dimiliki bawahannya sehingga kinerja organisasi dan tujuan organisasi dapat dimaksimalkan. Seorang pemimpin harus menerpakan pola kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya.[5]
Menurut Tjiptono pola kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Pola pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan kebutuhan pengembangan masing-masing pengikut. Pemimpin transformasional mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra demi menjadi sasaran kelompok.[6]
Salah satu pola kepemimpinan yang dianggap mampu meningkatkan kinerja karywan adalah pola kepemimpinan transformasional. Menurut Munawaroh, mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional digambarkan sebagai pola kepemimpinan yang dapat membangkitkan atau memotivasi karywan, sehingga dapat berkembang dan mencapai kinerja pada tingkat yang tinggi, melebihi dari apa yang mereka perkirakan sebelumnya. Pengikut seorang pemimpin transformasional merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan hormat terhadap pemimpin tersebut, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari pada yang awalnya diharapkan terhadap mereka.[7]
Haryanti, mengemukakan kepemimpinan transformasional adalah suatu kepemimpinan di mana pemimpin memotivasi bawahannya untuk mengerjakan lebih dari yang diharapkan semula dengan meningkatkan rasa pentingnya bawahan dan nilai pentingnya pekerjaan. Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang mampu membuat bawahannya menyadari perspektif yang lebih luas, sehingga kepentingan individu akan disubordinasikan terhadap kepentingan tim, organisasi, atau kepentingan yang lebih luas.[8]
Beberapa pengertian kepemimpinan transformasional telah dijelaskan salah satunya dari Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pedidikan Indonesia yang menjelaskan jika:
“Kepemimpinan transformasional dibangun dari dua kata, yaitu kepemimpinan (leadership) dan transformasional (transformational). Istilah transformasi berasal dari kata to transform, yang bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda, misalnya mentransformasikan visi menjadi realita atau mengubah sesuatu yang potensial menjadi aktual”.[9]
Kepemimpinan transformasional ini terbentuk dari hubungan antar pemimpin dan pengikutnya sebagaimana dijelaskan dalam buku Sudarwan Danim yang berjudul Kepemimpinan Pendidikan yang menjelaskan tentang teori kepemimpinan transformasional bahwa:
“Teori transformasional sering disebut sebagai teori-teori relasional kepemimpinan (relation theoris of leadership). Teori ini berfokus pada hubungan yang terbentuk antara pemimpin dan pengikutnya. Pemimpin memotivasi dan mengilhami atau menginsipirasi orang dengan membantu anggota kelompok memahami potensinya untuk kemudian di transformasikan menjadi perilaku nyata dalam rangka penyelesaian tugas pokok dan fungsi dalam kebersamaan. Pemimpin transformasioanl terfokus pada kinerja anggota kelompok, tapi juga ingin setiap orang untuk memenuhi potensinya. Pemimpin transformasional biasanya memiliki etika yang tinggi dan standar moral”.[10]
Diding Nurdin dan Imam Sibaweh menyebutkan bahwa kepemimpinan transformasional adalah sebuah ekspansi dari kepemimpinan transaksional yang bergerak keluar dengan berpindah secara sederhana dan dengan persetujuan. Kepemimpinan transformasional adalah proaktif dalam meningkatkan level kesadaran karyawan dalam mencapai hasil yang tidak biasa dengan performance outcome yang tinggi.[11]
Kepemimpinan (leadership) merupakan suatu proses mempengaruhi yang termanifestasikan dalam perilaku-perilaku dan interaksi-interaksi antara pimpinan dan bawahan yang terjalin dalam suatu konteks tertentu.[2] Menurut Burns, kepemimpinan (leadership) adalah pemimpin membujuk pengikut untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan merefleksikan nilai-nilai, motivasi, keinginan, kebutuhan, aspirasi yng digarapkan oleh pemimpin dan pengikut. Menurut Wahyudi, kepemimpinan adalah sebagai kemampuan seseorang dalam menggerakkan, mengarahkan. Sekaligus mempengaruhi pola pikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri dalam bekerja terutama dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan percepatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.[3]
Sementara itu, menurut Catwell dalam Manajemen Pendidikan bahwa definisi kepemimpinan sebagai perilaku individu, yang menimbulkan struktur baru pada suatu interaksi dalam suatu sistem sosial dengan mengubah tujuan, konfigurasi, prosedur, input, proses, dan out put sistem.[4]
Pola Kepemimpinan Transformasional (Transformative Leadership Style) adalah salah satu pola kepemimpinan yang sangat sesuai untuk menghadapi era globalisasi. Pola kepemimpinan sendiri adalah pola tingkah laku yang dirancang sedemikian rupa untuk memepengaruhi bawahannya agar dapat memaksimalkan kinerja yang dimiliki bawahannya sehingga kinerja organisasi dan tujuan organisasi dapat dimaksimalkan. Seorang pemimpin harus menerpakan pola kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya.[5]
Menurut Tjiptono pola kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Pola pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan kebutuhan pengembangan masing-masing pengikut. Pemimpin transformasional mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra demi menjadi sasaran kelompok.[6]
Salah satu pola kepemimpinan yang dianggap mampu meningkatkan kinerja karywan adalah pola kepemimpinan transformasional. Menurut Munawaroh, mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional digambarkan sebagai pola kepemimpinan yang dapat membangkitkan atau memotivasi karywan, sehingga dapat berkembang dan mencapai kinerja pada tingkat yang tinggi, melebihi dari apa yang mereka perkirakan sebelumnya. Pengikut seorang pemimpin transformasional merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan hormat terhadap pemimpin tersebut, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari pada yang awalnya diharapkan terhadap mereka.[7]
Haryanti, mengemukakan kepemimpinan transformasional adalah suatu kepemimpinan di mana pemimpin memotivasi bawahannya untuk mengerjakan lebih dari yang diharapkan semula dengan meningkatkan rasa pentingnya bawahan dan nilai pentingnya pekerjaan. Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang mampu membuat bawahannya menyadari perspektif yang lebih luas, sehingga kepentingan individu akan disubordinasikan terhadap kepentingan tim, organisasi, atau kepentingan yang lebih luas.[8]
Beberapa pengertian kepemimpinan transformasional telah dijelaskan salah satunya dari Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pedidikan Indonesia yang menjelaskan jika:
“Kepemimpinan transformasional dibangun dari dua kata, yaitu kepemimpinan (leadership) dan transformasional (transformational). Istilah transformasi berasal dari kata to transform, yang bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda, misalnya mentransformasikan visi menjadi realita atau mengubah sesuatu yang potensial menjadi aktual”.[9]
Kepemimpinan transformasional ini terbentuk dari hubungan antar pemimpin dan pengikutnya sebagaimana dijelaskan dalam buku Sudarwan Danim yang berjudul Kepemimpinan Pendidikan yang menjelaskan tentang teori kepemimpinan transformasional bahwa:
“Teori transformasional sering disebut sebagai teori-teori relasional kepemimpinan (relation theoris of leadership). Teori ini berfokus pada hubungan yang terbentuk antara pemimpin dan pengikutnya. Pemimpin memotivasi dan mengilhami atau menginsipirasi orang dengan membantu anggota kelompok memahami potensinya untuk kemudian di transformasikan menjadi perilaku nyata dalam rangka penyelesaian tugas pokok dan fungsi dalam kebersamaan. Pemimpin transformasioanl terfokus pada kinerja anggota kelompok, tapi juga ingin setiap orang untuk memenuhi potensinya. Pemimpin transformasional biasanya memiliki etika yang tinggi dan standar moral”.[10]
Diding Nurdin dan Imam Sibaweh menyebutkan bahwa kepemimpinan transformasional adalah sebuah ekspansi dari kepemimpinan transaksional yang bergerak keluar dengan berpindah secara sederhana dan dengan persetujuan. Kepemimpinan transformasional adalah proaktif dalam meningkatkan level kesadaran karyawan dalam mencapai hasil yang tidak biasa dengan performance outcome yang tinggi.[11]
referenc :
[1] Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah Konsep dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta, 2012, hlm. 34.
[2] Raihani, Kepemimpinan Sekolah Transformatif, Lkis Printing Cemerlang, Yogyakarta, 2010, hlm. 51.
[3] Abdul Rahmat, Manajemen Pendidikan Islam, Ideas Publishing, Gorontalo, 2013, hlm. 41.
[4] Ibid., hlm. 42.
[5] Putri Novitasari, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karywan, Vol. 5, No. 9, 2016, hlm. 4
[6] Ibid., hlm. 4-5.
[7] Ibid., hlm. 5.
[8] Samuel Novian Kilapong, Kepemimpinan Transformasional, Self Efficacy, Self Estem Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Karywan PT. Tropica Cocoprima Manado, Jurnal EMBA, Vol 1, No 4, 2013, hlm. 142.
[9] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Alfabeta, Bandung: 2012, hlm. 149.
[10] Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan (Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika, Perilaku Motivasional, dan Mitos), Alfabeta, Bandung: 2012, hlm. 9.
[11] Diding Nurdin dan Imam Sibaweh, Pengelolaan Pendidikan dari Teori menuju Implementasi, RajaGrafindo Persada, Jakarta,
Tidak ada komentar: