WALI SONGO

   
     Perkembangan Islam di tanah Jawa tidak lepas dari peran para Waliyullah. Jumlah Waliyullah yang dikenal oleh khalayak masyarakat umum Nusantara sampai saat ini, detik ini jumlahnya 9 (sembilan/songo (dalam istilah jawa), dalam bahasa Jawa dikenal dengan sebutan nama Wali Songo. Para Waliyullah yang termasuk dalam Wali Songo adalah sebagai berikut dibawah ini :
  1. Maulana Malik Ibrahim : masyarkat mengenal dengan panggilan Maulana Maghribi, dan Syekh Maghhribi di karenakan berasal dari daerah wilayah Maghribi, Afrika Utara. Dan ada pula sebagian khlayak masyarakat mngenal dengan sebutan Syekh Jumadil Muhammad Kubra. Kedatangan Maulana Malik Ibrahim di tanah Jawa sebagai orang Islam pertama yang masuk ke Jawa dengan niat mnyebar Ajaran Islam/ menyiarkan Islam. Dalam sejarah menyebutnya bahwa Islam masuk ke tanah Jawa pertama kali dibawa oleh Maulana Malik Ibrahim. Bekiau menerapkan metode dakwah Islam dengan menarik simpati para khalayak masyarakat terhadap Agama Islam. Beliau meninggal pada 12 Rabi’ul Awwal 882 H atau pada tanggal 08  April 1419 M dan dimakamkan di Gapuro Wetan, Gresik.
  2. Sunan Ampel : lahir di daerah Campa, Aceh. Pada 1401 dengan nama asli Raden Rahmat. Beliau putra Maulana Malik Ibrahim dan istrinya bernama Candrawulan. Sunan Ampel (Raden Rahmat) merupakan penerus dari Syekh Maulana Mallik Ibrahim. Sunan Ampel mulai menyebarkan syiar Islam di tanah Jawa, dengan metode mendirikan basis Pesantren Ampel Denta (sekitar daerah Jawa Timur) sehingga beliau dikenal masyarakat sebagai Kyai dari pondok pesantren tersebut. Di pesantren, Sunan Ampel mendidik dan mengajarka  para santrinya untuk menjadu Da’i (seorang pendakwah). Diantara para santri baliau adalah Raden Paku, Raden Fatah, Raden Makdum Ibrahim, Syarifuddin, dan Maulana Ishak. Sunan Ampel sendiri masih terdapat hubungan dengan Kerajaan Islam Demak, Ibu Kota Bintoro. Karena, Beliau adalah yang melantik Raden Fatah sebagai Sultan Ke-1 di Kerajaan Demak. Pada awal permulaan penyebaran Syiar Islam di tanah Pulau Jawa, Sunan Ampel menekankan pada masyarakat Islam untuk menganut  pada Islam yang murni. Karena beliau khawatir akan terjadinya kemusyrikan dengan kebiasaan masyarakat Jawa seperi Kenduri, Selamatan, dan Sesaji. Namun, dari para wali lainnya berpendapat bahwa kegiatan itu tetap ada tapi dengan cara menambahkan syari’at-syari’at Islam diacara tersebut.  Sunan Ampel wafat di Surabaya pada tahun 1418 dan dimakamkan di Ampel, Jawa Timur.
  3. Sunan Bonang : lahir di daerah kota Surabaya pada tahun 1465. Beliau adalah putra dari Raden Rahmat dan merupakan sepupu dari Sunan Kalijaga.  Beliau terkenal dengan sebutan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Beliau merupakan pencipta gending pertama dengan lirik lagunya mengandung ajaran Agama Islam. Beliau dalam menyiarkan Agama Islam di tanah Jawa metode dakwahnya menyesuaikan dengan kebudayaan masyarakat Jawa yang pada saat itu menggemari/ menyukai wayang serta musik, gamelan. Sunan Bonang menyiarkan Ajaran Agama Islam di daerah Tuban, Jawa Timur. Dalam  dakwahnya di tanah Jawa, beliau mengganti nama dewanya orang hindu, budha dengan nama-nama malaikat-malaikat Allah. Sunan Bonang memberikan pendidikan Agama Islam secara mendalam kepada Raden Fatah, putra Raja Majapahit Prabu Brawijaya V, yang kemudian menjadi Sultan Demak pertama. Sunan Bonang wafat dan dimakamkan di Tuban pada tahun 1525.
  4. Sunan Giri : lahir pada pertengahan abad ke-15 dengan nama asli Raden Paku. Beliau adalah putra dari Raden Maulana Ishak dan dikenal dengan panggilan Raden Ainul Yaqin. Beliau menyiarkan ajaran Agama Islam di daerah Giri dan sekitarnya, dengan mendirikan sebuah pesantren yang santrinya  berasal dari masyarakat disekitar Giri dengan golongan masyarakat fakir, miskin, dll. Beliau mengirim murid-muridnya keberbagai penjuru daerah luar Pulau Jawa, seperti : Madura, Bawean, Kangean, Ternate, dan Tidore.
  5. Sunan Drajat : lahir di daerah Ampel, Surabaya pada tahun 1407  dengan nama asli Raden Qosim atau Syarifuddin. Beliau juga merupakan putra Raden Rahmat (Sunan Ampel). Para wali menyepakati menyiarkan islam dengan menggunakan cara metode pendekatan kultural kepada masyarakat Jawa, Sunan Drajat pula menyebarkan ajaran agama Islam dengan membuat tembang-tembang Jawa yang pada saat ini masih digemari/ disukai oleh masyarakat Jawa yaitu tembang Pangkur dan lain-lain. Dan dalam hal menyiarkan Agama Islam yang paling menonjol dari Sunan Drajat adalah perhatiannya yang serius  pada masalah-masalah sosial. Dakwahnya berorientasi pada kegotongroyongan agar masyarakat Jawa saling membantu, selain itu memberi pertolongan kepada masyarakat umum, sepeti : menyantuni anak yatim, dan fakir miskin. Beliau wafat pada pertengahan abad ke-16 di daerah Sedaya.
  6. Sunan Kalijaga : lahir pada akhir abad ke-14 dengan nama asli Raden Mas Said. Ayahnya bernama Raden Sahur Tumenggung Wilatikta yang pada saat itu menjabat bupati Tuban, dan Ibunya bernama Nawangrum. Nama Kalijaga berasal dari susunan rangkaian Bahasa Arab qa di zaka yang berarrti membersihkan dan bermakna pemimpin yang menegakkan kebersihan dan kesucian. Kata tersebut menurut  lidah dan ejaan Jawa berubah menjadi Kalijaga. Dalam dakwahnya beliau menggunakan meotde intelek (pengetahuan luas) dan aktual (terkini, terbaru), oleh karena itu para bangsawan dan cendekiawan banyak yang bersimpati kepadanya. Ketika para wali menggunakan metode dakwah dengan metode kultural yang memenfaatkan wayang dan gamelan, orang yang berjasa dalam hal ini adalah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga menciptakan cerita wayang bernapaskan Islam seperti : Wayang Purwa/ Wayang Kulit. Dan dalam pengembangan seni suara, ukir, busana, pahat, dan kesustraan.
  7. Sunan Kudus : nama aslinya adalah Syekh Ja’far Sadiq. Menurut  dalam silsilahnya, Sunan Kudus mempunyai hubungan keturunan denngan Nabi Muhammad SAW. Beliau menyiarkan dakwah Islam di daerah Kudus dan sekitarnya. Beliau ahli dalam bidang Ilmu Fikih, Ushul Fikih, Tauhud, Hadist, Tafsir, serta Logika. Oleh karena itu, diantara Wali Sanga yang lain beliau mendapat julukan Waliyul- ‘ilmi atau orang yang kuat ilmunya. Sunan Kudus juga menggunakan dakwah dengan metode kultural. Beliau menciptakan berbagai cerita Agama termasuk Gending Jawa yaitu Gending Maskumambang, dan Mijil.
  8. Sunan Muria : adlaah putra Sunan Kalijaga. Nama aslinya adalah Raden Umar Said, sedangkan nama kcilnya adalah Raden Prawoto. Sunan Muria memusatkan kegiatan berdakwah di Gunung Muria yang terletak 18 km sebelah utara Kota Kudus. Ciri khas Sunan Muria dalam upaya menyebarkan Agama Islam adalah menjadikan desa-desa terpencil sebagai pusat dakwahnya. Beliau lebih suka menyendiri dan bertempat tinggal di desa dengan rakyat biasa. Cara yang ditempuh beliau dalam mnyiarkan Agama Islam dengan mengadakan kursus-kursus bagi para pedagang, nelayan, dan rakyat biasa.
  9. Sunan Gunung Jati : lahir di Makkah pada tahun 1448. Beliau adalah cucu Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Sunan Gunung Jati mengembangkan ajaran Islam di daerah Cirebon, Majalengka, Kuningan, Kawali, Sunda Kelapa, dan Banten. Beliau wafat di Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat.






                                                           ~~Alhamdulillah~~

Tidak ada komentar:

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.