SULTAN HASANUDDIN

  Beliau adalah seorang Sultan berdarah asli Gowa, Makassar-Sulawesi Selatan (SulSel). Beliau menyandang gelar yang diberikan oleh kolonial Belanda yakni de Haav van de Oesten (Ayam Jantan dari Timur). Setelah memeluk agama Islam, Beliau mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja masyarakat lebih megnenal dengan Sultan Hasanuddin saja. Dia diangkat menjadi Sultan ke-6 Kerajaan Gowa dalam usia 24 tahun (tahun 1655).       
    Ketika VOC Kompeni Belanda berusaha menguasai jalur perdagangan rempah-rempah ditanah Kerajaan Gowa. Karena kegigihan dan keberanian Sultan Hasanuddin melawan Kolonial Belanda beliau hingga saat ini dikenal dengan julukan Ayam Jantan dari Timur. Kompeni Belanda di tahun 1666, yang pimpinan oleh Laksamana Cornelis Speelman, Kompeni berusaha menundukkan kerajaan-kerajaan kecil dahulu untuk mengumpulkan pasukan sebgai strategi untuk melawan Kerajaan Gowa. Namun rencana tersebut belum berhasil menundukkan Kerajaan Gowa. Di lain itu, Sultan Hasanuddin berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan Kompeni Belanda.
     Pada tanggal 18 November1667, Pertempuran terus berlangsung, Kompeni Belanda menambah amunisi kekuatan pasukannya hingga pada akhirnya Kerajaan Gowa terdesak sehingga bersedia mengadakan Perdamaian di Bungaya. Tapi setelah adanya perdamain tersebut Kerajaan Gowa merasa dirugikan oleh pihak Kompeni Belanda, oleh karena itu Sultan Hasanuddin mengadakan perlawanan sengit kembali. Setelah adanya perlawanan kedua itu pihak Kompeni Belanda kewalahan membendung seranag Sultan Hasanuddin, Pihak Kompeni meminta bantuan tentara ke. Batavia (Jakarta), dikirim bantuan dari Batavia yakni Kapiten Jonker dan pasukan bersenjatanya dari Maluku serta Arung Palakka, penguasa Kerajaan Bone yang ketika itu mengirimkan 400 orang sehingga total pasukan berjumlah 1000 orang yang diangkut 21 kapal perang bertolak dari Batavia menuju kerajaan Gowa pada bulan November 1966. Pertempuran kembali pecah di berbagai penjuru sekitar Kerajaan Gowa. Bantuan tentara dari luar menambah kekuatan pasukan Kompeni, pada akhirnya Kompeni Belanda berhasil menerobos Benteng Sombaopu, benteng Kerajaan Gowapada tanggal 12 Juni 1669.       Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670. dan meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun. Untuk Menghormati jasa-jasa Sultan Hasanuddin, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Sultan Hasanuddin dengan SK Presiden Ri No 087/TK/1973. Selain itu Nama Sultan Hasanuddin diabadikan sebagai nama Bandar Udara di Makassar, dan juga sebagai nama Universitas Negeri di Makassar.
     Beliau bernama Sultan Hasanuddin, lahir di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pada tahun 12 Januari 1631, yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Ayahnya bernama I Manuntungi Daeng Mattola bergelar Sultan Malikussaid Raja Gowa ke-15 dan Ibunya bernama I Sabbe To'mo Lakuntu. Sultan Hasanuddin adalah seorang dari keturunan Raja Gowa.  Sultan Hasanuddin sendiri adalah seorang Raja Gowa ke-16 dan juga sebagai Pahlawan Nasional Indonesia karena memperjuangkan rakyatnya dari penjajah Belanda dan menjaga keutuhan NKRI.

Tidak ada komentar:

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.